Istilah Baru yang Ada di Kurikulum Merdeka
Sdn4cirahab.sch.id - Dalam Kurikulum Merdeka, yang diterapkan di Indonesia untuk memberikan fleksibilitas dan otonomi kepada sekolah dan pendidik, terdapat beberapa istilah penting yang perlu dipahami. Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, memberikan ruang bagi kreativitas, pengembangan karakter, dan pemahaman konseptual yang mendalam. Berikut adalah beberapa istilah kunci dalam Kurikulum Merdeka:
Istilah Baru yang Ada di Kurikulum Merdeka |
1. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah inisiatif yang bertujuan untuk membentuk siswa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam kegiatan ini, siswa akan terlibat dalam berbagai proyek atau kegiatan yang mengembangkan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Proyek ini bersifat lintas disiplin dan tidak selalu terikat pada materi akademik.
2. Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran adalah serangkaian kompetensi yang harus dikuasai siswa di setiap fase atau jenjang pendidikan. CP menggantikan istilah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari kurikulum sebelumnya, dan disusun secara lebih fleksibel sehingga dapat diadaptasi oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Fokusnya adalah pada penguasaan konsep dan keterampilan penting yang relevan dengan perkembangan siswa.
3. Fase
Dalam Kurikulum Merdeka, "fase" menggantikan konsep "kelas" sebagai ukuran tahapan pembelajaran. Setiap fase mencakup beberapa tahun ajaran yang memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Misalnya, fase A adalah untuk kelas 1-2 SD, fase B untuk kelas 3-4 SD, dan seterusnya hingga fase F yang mencakup pendidikan di tingkat SMA.
4. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang memberikan penyesuaian terhadap kebutuhan, minat, dan gaya belajar setiap siswa. Dalam Kurikulum Merdeka, guru diharapkan mampu menyusun strategi pembelajaran yang berbeda-beda untuk siswa yang mungkin memiliki kecepatan belajar atau kebutuhan yang berbeda. Ini dilakukan agar setiap siswa bisa belajar dengan optimal sesuai dengan kemampuannya.
5. Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik adalah evaluasi yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa. Asesmen ini digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, minat, serta gaya belajar siswa sehingga guru bisa menyesuaikan metode pengajaran yang lebih efektif. Asesmen ini dapat berbentuk tes, observasi, atau wawancara dengan siswa.
6. Proyek Tematik
Proyek tematik adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dari berbagai mata pelajaran, dengan fokus pada tema tertentu. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas siswa. Proyek tematik seringkali berbasis masalah nyata yang ada di sekitar siswa.
7. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Metode pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan yang melibatkan siswa dalam penyelesaian proyek yang kompleks dan menantang. Dalam Kurikulum Merdeka, project-based learning digunakan untuk mendorong siswa agar aktif belajar, berpikir kritis, dan kreatif. Proyek-proyek ini seringkali berkaitan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa dapat memahami aplikasi praktis dari ilmu yang mereka pelajari.
8. Pelajar Merdeka
Istilah ini menggambarkan siswa yang memiliki kebebasan dalam proses belajar, di mana mereka diberdayakan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya secara mandiri. Dalam Kurikulum Merdeka, pelajar diharapkan memiliki peran aktif dalam merancang proses belajarnya, baik melalui pilihan materi, proyek, maupun metode yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.
9. Guru Penggerak
Guru Penggerak adalah guru yang memiliki peran penting dalam menggerakkan dan menginspirasi perubahan di sekolahnya. Mereka diharapkan menjadi motor penggerak dalam penerapan Kurikulum Merdeka, dengan fokus pada pengembangan karakter siswa, inovasi pembelajaran, serta kolaborasi dengan komunitas sekolah dan masyarakat.
10. Rapor Pendidikan
Rapor pendidikan adalah sistem evaluasi dan pelaporan perkembangan siswa dalam Kurikulum Merdeka. Rapor ini tidak hanya menilai pencapaian akademik, tetapi juga aspek-aspek non-akademik seperti karakter, keterampilan sosial, dan pengembangan nilai-nilai Pancasila. Penilaian ini lebih komprehensif dan memberikan gambaran yang lebih utuh tentang perkembangan siswa.
Istilah-istilah di atas mencerminkan esensi dari Kurikulum Merdeka, yang lebih fleksibel, berfokus pada pengembangan karakter, serta memberikan ruang bagi setiap siswa untuk belajar sesuai dengan potensi mereka. Kurikulum ini mendorong kolaborasi antara guru, siswa, dan lingkungan, serta menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan menyenangkan.
0 Komentar