Perbedaan istilah dalam Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka
Sdn4cirahab.sch.id - Perbedaan antara Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka terletak pada pendekatan, tujuan, dan istilah-istilah yang digunakan dalam implementasi pembelajaran. Berikut adalah perbedaan istilah utama antara kedua kurikulum tersebut:
Perbedaan istilah dalam Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka |
1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) vs. Capaian Pembelajaran (CP)
- Kurikulum 2013: Pembelajaran berbasis pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). KI adalah kompetensi umum yang harus dikuasai siswa dalam setiap tingkatan, sedangkan KD adalah kompetensi spesifik yang harus dicapai dalam setiap mata pelajaran.
- Kurikulum Merdeka: Fokusnya beralih pada Capaian Pembelajaran (CP). CP menggantikan KD dan mendeskripsikan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa pada setiap fase pembelajaran, bukan berdasarkan kelas, tetapi berdasarkan fase perkembangan siswa
2. Pendekatan Tematik vs. Berbasis Proyek
- Kurikulum 2013: Menggunakan pendekatan tematik integratif, terutama di tingkat Sekolah Dasar, yang menggabungkan berbagai mata pelajaran dalam satu tema.
- Kurikulum Merdeka: Dikenal dengan Project Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek, di mana siswa terlibat dalam proyek nyata yang relevan dengan kehidupan mereka. Selain itu, ada juga fokus pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan kegiatan pembelajaran tambahan untuk memperkuat karakter dan keterampilan abad 21.
3. Penilaian Berbasis Kriteria vs. Penilaian Format/Reflektif
- Kurikulum 2013: Penilaian menggunakan penilaian berbasis kriteria dengan kategori sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Guru memberikan nilai dengan mengacu pada standar kompetensi.
- Kurikulum Merdeka: Penilaian lebih fleksibel, menekankan pada penilaian formatif dan reflektif yang berfokus pada perkembangan siswa secara berkelanjutan. Penilaian dilakukan untuk memberi umpan balik kepada siswa dan membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam pembelajaran.
4. Guru sebagai Fasilitator vs. Guru sebagai Mentor
- Kurikulum 2013: Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, yang artinya guru mendampingi siswa dalam proses pembelajaran tetapi tetap berfokus pada penyampaian materi.
- Kurikulum Merdeka: Peran guru lebih ditingkatkan menjadi mentor atau pendamping pembelajaran yang memberi kebebasan lebih kepada siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Guru lebih berperan untuk membimbing dan memberikan arahan kepada siswa.
5. Pendekatan Saintifik vs. Pendekatan Berdiferensiasi
- Kurikulum 2013: Menggunakan pendekatan saintifik, yang melibatkan lima langkah pembelajaran: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Pendekatan ini memfokuskan siswa untuk berpikir secara ilmiah dalam proses belajar.
- Kurikulum Merdeka: Mengutamakan pembelajaran berdiferensiasi, di mana pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan tingkat kesiapan siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang lebih bagi siswa untuk belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan mereka sendiri.
6. Standar Penilaian Numerik vs. Profil Pelajar Pancasila
- Kurikulum 2013: Penilaian hasil belajar siswa lebih menekankan pada angka dan capaian kompetensi kognitif yang diukur melalui ulangan dan tugas-tugas.
- Kurikulum Merdeka: Ada penguatan nilai-nilai karakter melalui Profil Pelajar Pancasila, yang menekankan enam elemen: beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Penilaian berfokus pada pembentukan karakter, bukan hanya capaian akademis.
7. Materi Standar Nasional vs. Pembelajaran Fleksibel
- Kurikulum 2013: Materi pelajaran ditetapkan secara nasional dan diatur dalam struktur kurikulum yang ketat, dengan ruang lingkup pelajaran yang harus diikuti oleh semua siswa.
- Kurikulum Merdeka: Kurikulum lebih fleksibel dan memungkinkan sekolah atau guru untuk menyesuaikan materi pembelajaran berdasarkan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan lebih untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
8. Laporan Hasil Belajar vs. Rapor Deskriptif
- Kurikulum 2013: Rapor siswa berisi nilai numerik yang menggambarkan kompetensi yang telah dicapai berdasarkan penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
- Kurikulum Merdeka: Rapor berisi penilaian yang lebih deskriptif, menggambarkan perkembangan siswa dalam hal kompetensi yang dicapai serta nilai-nilai karakter yang telah dikembangkan.
9. Muatan Lokal
- Kurikulum 2013: Muatan lokal diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran, namun dengan keterbatasan implementasi.
- Kurikulum Merdeka: Muatan lokal lebih mendapat perhatian, di mana sekolah didorong untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal dan kondisi lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan.
10. Evaluasi Berbasis UN vs. Evaluasi Berdasarkan Kompetensi
- Kurikulum 2013: Evaluasi pembelajaran diakhiri dengan Ujian Nasional (UN) yang menjadi standar nasional untuk mengukur capaian siswa di akhir tingkat pendidikan.
- Kurikulum Merdeka: Tidak ada lagi Ujian Nasional. Evaluasi lebih menekankan pada penilaian berbasis kompetensi dan capaian pembelajaran. Hasil evaluasi berfokus pada proses belajar siswa, bukan hanya pada hasil akhir.
Kesimpulan:
Secara umum, Kurikulum 2013 cenderung bersifat lebih terstruktur dan mengikat, dengan fokus pada standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional. Sedangkan Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak fleksibilitas, baik bagi guru maupun siswa, dengan fokus pada pengembangan potensi individu, pembelajaran yang kontekstual, dan penguatan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
0 Komentar