SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SD NEGERI 4 CIRAHAB KORWILCAM DINDIK LUMBIR KAB. BANYUMAS

15 Contoh Geguritan Bahasa Jawa Tentang Alam: Menyentuh Jiwa dengan Keindahan

15 Contoh Geguritan Bahasa Jawa Tentang Alam: Menyentuh Jiwa dengan Keindahan

Sdn4cirahab.sch.id - Bahasa Jawa memiliki kekayaan sastra yang sangat mendalam, salah satunya adalah geguritan, sebuah bentuk puisi tradisional yang sarat dengan nilai seni dan filosofi. Geguritan seringkali menggambarkan keindahan alam, kebijaksanaan, dan kearifan lokal yang menyentuh hati. Alam, dengan segala keindahannya, merupakan tema yang sering diangkat dalam geguritan bahasa Jawa, baik dalam bentuk puisi, syair, maupun mantra.

Artikel ini akan membahas 15 contoh geguritan bahasa Jawa tentang alam yang tidak hanya indah, tetapi juga mengandung makna yang mendalam. Geguritan ini dapat memberikan gambaran tentang betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan bagaimana alam dapat memberikan ketenangan serta kedamaian bagi jiwa. Mari kita jelajahi keindahan dan kearifan alam dalam geguritan bahasa Jawa.

1. Geguritan Tentang Gunung

Gunung sebagai simbol kedamaian dan kekuatan seringkali diangkat dalam geguritan bahasa Jawa. Berikut adalah salah satu contoh geguritan yang menggambarkan keindahan gunung.

Geguritan:

Gunung, gumulung kaya sing sarwa agung,
Munggah panjeningan, sinawang padhang,
Adoh saka kutha, ing kene dadi candra,
Nanging atine tetep tentrem anggo ngalami.

Terjemahan:

Gunung, menjulang tinggi penuh kemegahan,
Dikunjungi oleh matahari, yang menyinari terang,
Jauh dari keramaian kota, di sini menjadi bulan,
Namun hati tetap damai saat merasakannya.

Makna:

Geguritan ini menggambarkan betapa gunung memberikan ketenangan dan kedamaian meski jauh dari keramaian. Gunung sering kali menjadi tempat berziarah bagi mereka yang mencari ketenangan.

2. Geguritan Tentang Laut

Laut dengan ombak dan kedalamannya sering menjadi objek yang menantang dalam geguritan. Berikut adalah contoh geguritan yang menggambarkan lautan yang luas.

Geguritan:

Lautan kebiruan, ngidul nganti ora ana pungkasan,
Ombake ngebeki, dadi wulangan,
Kapal cilik nglindungi, nglawan ombak nglawan cuaca,
Laut mbangun jiwa, ngendhani rasa kangen.

Terjemahan:

Laut biru, terbentang tanpa batas,
Ombaknya menggulung, menjadi pelajaran,
Perahu kecil bertahan, melawan ombak dan cuaca,
Laut membangun jiwa, mengatasi rasa rindu.

Makna:

Laut mengandung makna perjuangan dan keteguhan hati. Dalam geguritan ini, laut bukan hanya tentang keindahan, tetapi juga tentang tantangan yang harus dihadapi, yang pada akhirnya membawa ketenangan jiwa.

3. Geguritan Tentang Hutan

Hutan yang lebat dan hijau sering kali menjadi simbol kehidupan dan kesuburan dalam sastra Jawa. Berikut adalah geguritan yang menggambarkan kehidupan di hutan.

Geguritan:

Hutan gumebyar, kaendahan alam sing prasaja,
Kebon arum, kembang kenceng ngrembaka,
Sungai ngalir, deras nggawa berkah,
Nandur asri, urip nggawa tentrem.

Terjemahan:

Hutan yang semarak, keindahan alam yang sederhana,
Taman harum, bunga mekar berkembang,
Sungai mengalir, deras membawa berkah,
Menanam keindahan, hidup membawa kedamaian.

Makna:

Hutan dalam geguritan ini melambangkan kehidupan yang harmonis dan subur. Hutan adalah sumber kehidupan yang memberikan ketenangan serta kesejahteraan bagi setiap makhluk yang ada di dalamnya.

4. Geguritan Tentang Sawah

Sawah merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat agraris Jawa. Berikut adalah geguritan yang menggambarkan keindahan alam persawahan.

Geguritan:

Sawah ijo-ijo, padhang mring sore,
Mblumbung paring sandhi, nglantarake padi,
Kebon mbangun urip, swara padi maringi harapan,
Dina iki, urip dadi makmur.

Terjemahan:

Sawah yang hijau, cerah di sore hari,
Berasan memberikan rahmat, menumbuhkan padi,
Taman kehidupan, suara padi memberi harapan,
Hari ini, hidup menjadi makmur.

Makna:

Geguritan ini menggambarkan betapa sawah memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Keberhasilan panen padi adalah simbol kemakmuran dan harapan masa depan yang lebih baik.

5. Geguritan Tentang Matahari

Matahari menjadi simbol semangat dan kehidupan dalam banyak geguritan bahasa Jawa. Berikut adalah contoh geguritan tentang matahari yang menyinari alam.

Geguritan:

Matahari nyenengake, padhang ning ngendi wae,
Ngetokake cahya, ngancani ing saben wayahe,
Nggawa wibawa, nglantarake semangat anyar,
Cahya ngasorake peteng, nguripake kabeh alam.

Terjemahan:

Matahari yang menyenangkan, terang di mana saja,
Mengeluarkan cahaya, menemani setiap waktu,
Membawa wibawa, memberikan semangat baru,
Cahaya mengalahkan gelap, menghidupkan seluruh alam.

Makna:

Matahari dalam geguritan ini melambangkan cahaya kehidupan yang selalu memberikan semangat baru bagi semua makhluk hidup. Cahaya matahari juga membawa kehidupan bagi alam semesta.

6. Geguritan Tentang Angin

Angin, dengan gerakannya yang lembut atau kencang, sering digambarkan dalam geguritan sebagai perwujudan dari kebebasan dan perubahan.

Geguritan:

Angin sumilir, ngiwa nganan,
Mewangi sinametan, nglarani atiku,
Tumindak sepi, nanging kuat irung,
Nguripi bumi, nggawa rasa lega.

Terjemahan:

Angin yang berhembus, dari kiri ke kanan,
Membawa wangi, menyentuh hatiku,
Bergerak diam, namun kuat tiupannya,
Menghidupkan bumi, membawa rasa lega.

Makna:

Angin dalam geguritan ini melambangkan kekuatan yang tampak tidak terlihat namun memiliki dampak besar. Angin memberikan rasa lega dan kenyamanan, meskipun kadang datang dengan kekuatan yang bisa mengubah segalanya.

7. Geguritan Tentang Langit

Langit yang luas dan terbuka menjadi simbol kebebasan dan ketenangan dalam banyak geguritan Jawa. Berikut adalah contoh geguritan yang menggambarkan langit.

Geguritan:

Langit biru gumebyar, ngrawuhi segara,
Sinar ngluhur, sinawang tandha kamulyan,
Ing kene kabeh samubarang dadi jumbuh,
Langit ngandhut suwasana tentrem.

Terjemahan:

Langit biru bersinar, menyapa laut,
Cahaya yang tinggi, melambangkan kemuliaan,
Di sini segala sesuatu menjadi serasi,
Langit mengandung suasana damai.

Makna:

Langit melambangkan ketenangan dan kedamaian yang menguasai segala sesuatu. Geguritan ini menekankan pentingnya kedamaian yang ada di alam semesta yang luas.

8. Geguritan Tentang Hujan

Hujan sering digambarkan dalam geguritan sebagai berkah dan penyegar alam. Berikut adalah contoh geguritan tentang hujan.

Geguritan:

Hujan tiba, bumi dibasahi seger,
Tetesane nglipur, ngreresake tanah,
Nggawa berkah, nguripake banyu,
Dina iki kabeh urip dadi resik.

Terjemahan:

Hujan datang, bumi dibasahi segar,
Tetesannya menenangkan, menyuburkan tanah,
Membawa berkah, menyegarkan air,
Hari ini semua hidup menjadi bersih.

Makna:

Hujan dalam geguritan ini menjadi simbol penyucian dan penyegaran alam. Hujan membawa berkah bagi kehidupan, memberikan kesegaran bagi bumi, dan menciptakan suasana yang lebih baik.

9. Geguritan Tentang Pohon

Pohon adalah simbol kehidupan, ketahanan, dan perlindungan dalam banyak budaya, termasuk dalam sastra Jawa. Berikut adalah geguritan tentang pohon.

Geguritan:

Pohon gedhe ngadeg, mbentangake wit-witan,
Nundhung langit, akar kuwat nglempit bumi,
Nambah urip, mulya lan ngabekti,
Pohon iku nglindungi ur

ip kabeh.

Terjemahan:

Pohon besar berdiri, menumbuhkan pepohonan,
Menjulang ke langit, akarnya kuat menggenggam bumi,
Memberikan kehidupan, mulia dan setia,
Pohon itu melindungi kehidupan semua makhluk.

Makna:

Pohon melambangkan ketahanan dan perlindungan. Dalam geguritan ini, pohon tidak hanya memberikan manfaat bagi alam, tetapi juga menjadi pelindung bagi semua makhluk hidup di sekitarnya.

10. Geguritan Tentang Bunga

Bunga dalam geguritan sering kali menjadi simbol keindahan dan harapan. Berikut adalah contoh geguritan yang menggambarkan bunga.

Geguritan:

Bunga mekar, warna-warni padhang,
Mekar ing taman, ngugemi katresnan,
Lambang urip, lambang keindahan,
Bunga iku dadi prasaja kembang.

Terjemahan:

Bunga mekar, warna-warni terang,
Berkembang di taman, menyimpan cinta,
Simbol kehidupan, simbol keindahan,
Bunga itu menjadi kesederhanaan yang indah.

Makna:

Bunga dalam geguritan ini melambangkan keindahan dan kesederhanaan hidup. Keindahan bunga memberikan inspirasi dan kedamaian bagi siapa saja yang melihatnya.

11. Geguritan Tentang Awan

Awan, dengan bentuk dan pergerakannya yang unik, sering kali menjadi simbol perubahan dan harapan dalam geguritan Jawa. Keindahan dan ketenangan yang diberikan oleh awan tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengajarkan kita tentang siklus hidup yang terus berubah.

Geguritan:

Awan putih, ngumbara langit biru,
Layang-layang njelajah tanpa wates,
Nggawa harapan, ngilangke rasa susah,
Awan iku nglambangake pangarep-arep anyar.

Terjemahan:

Awan putih, mengembara di langit biru,
Layang-layang terbang tanpa batas,
Membawa harapan, menghilangkan kesedihan,
Awan itu melambangkan harapan baru.

Makna:

Awan dalam geguritan ini mencerminkan perubahan dan pembaruan. Awan yang terus bergerak mengajarkan kita untuk selalu berharap dan tidak pernah berhenti berusaha menghadapi tantangan hidup. Seperti halnya awan yang akan tiba di suatu tempat yang baru, kehidupan pun selalu berubah menuju yang lebih baik.

12. Geguritan Tentang Sungai

Sungai adalah simbol kehidupan dan aliran waktu yang terus mengalir. Air sungai yang mengalir membawa kehidupan dan menyuburkan bumi, serta memberikan keberkahan bagi alam sekitarnya.

Geguritan:

Sungai ngalir tanpa kendhat,
Banyu bening, ngalir ngambah lemah,
Sungai ngluhurake, nyirami bumi,
Kebak berkah, tanpa entek-anget.

Terjemahan:

Sungai mengalir tanpa henti,
Airnya bening, mengalir menyusuri tanah,
Sungai memuliakan, menyirami bumi,
Penuh berkah, tanpa pernah habis.

Makna:

Sungai dalam geguritan ini melambangkan aliran kehidupan yang tidak pernah berhenti. Seperti sungai yang terus mengalir, kehidupan juga harus terus berlanjut meski menghadapi berbagai rintangan. Sungai memberikan keberkahan dan kesuburan bagi kehidupan di sekitarnya, sama halnya dengan kebijaksanaan yang memberikan kehidupan pada jiwa.

13. Geguritan Tentang Bulan

Bulan yang terbit di malam hari sering dihubungkan dengan ketenangan dan keindahan dalam banyak geguritan. Ia menjadi simbol ketenangan, refleksi, dan kedamaian yang dalam.

Geguritan:

Bulan purnama, madhang ing langit wengi,
Sinarane ngluhur, ngasorake peteng,
Ngenteni suwe, nglantarake tentrem,
Bulan iku dadi pemandu ing wengi.

Terjemahan:

Bulan purnama, bersinar di langit malam,
Cahaya yang tinggi, mengalahkan gelap,
Menunggu lama, membawa kedamaian,
Bulan itu menjadi pemandu di malam hari.

Makna:

Bulan dalam geguritan ini menggambarkan kedamaian yang dibawa oleh cahaya lembut di malam hari. Seperti bulan yang menerangi kegelapan, dalam hidup kita pun kadang kita membutuhkan kedamaian untuk memberi arah dan tujuan yang jelas, terutama ketika dalam kesulitan.

14. Geguritan Tentang Kebun

Kebun yang penuh dengan berbagai tanaman dan bunga mencerminkan kehidupan yang rukun, penuh warna, dan harmonis. Kebun adalah tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman, seperti halnya kehidupan yang dipenuhi dengan beragam pengalaman dan pelajaran.

Geguritan:

Kebon sumebar, kembang ngrembaka,
Tanemane subur, nglindhungi urip,
Saben-saben tetanduran, nglantarake berkah,
Kebon iku panggonan urip mulya.

Terjemahan:

Kebun tersebar, bunga berkembang,
Tanamannya subur, melindungi kehidupan,
Setiap tanaman memberikan berkah,
Kebun itu adalah tempat hidup yang mulia.

Makna:

Kebun dalam geguritan ini melambangkan kehidupan yang penuh dengan kesuburan dan keberkahan. Setiap tanaman yang tumbuh membawa manfaat bagi kehidupan, demikian juga setiap usaha yang kita lakukan dalam kehidupan ini dapat memberikan hasil yang baik.

15. Geguritan Tentang Alam Semesta

Alam semesta, dengan segala keindahan dan keteraturannya, seringkali menjadi objek yang diangkat dalam geguritan untuk menggambarkan kebesaran Tuhan dan keajaiban hidup. Alam semesta adalah ciptaan yang sempurna, mengingatkan kita akan kekuasaan yang Maha Esa.

Geguritan:

Alam semesta, nggumunake ati,
Bumi, langit, kabeh nduweni harmoni,
Semesta ngetokake laku, mimpin ing urip,
Ngabekti marang Gusti, ingkang Maha Suci.

Terjemahan:

Alam semesta, memukau hati,
Bumi, langit, semuanya memiliki harmoni,
Semesta menunjukkan perjalanan hidup,
Bersyukur kepada Tuhan, yang Maha Suci.

Makna:

Alam semesta dalam geguritan ini melambangkan keagungan ciptaan Tuhan. Setiap unsur alam saling terhubung dan mendukung kehidupan yang ada di bumi. Geguritan ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan mengingat kebesaran Sang Pencipta.

Kesimpulan

Geguritan bahasa Jawa tentang alam mengajarkan kita banyak hal tentang kehidupan, alam semesta, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Keindahan alam, baik itu gunung, laut, hutan, atau pohon, dapat diungkapkan melalui bahasa yang penuh makna dan filosofi. Melalui geguritan ini, kita diingatkan untuk lebih menghargai alam, menjaga kelestariannya, dan hidup selaras dengan lingkungan sekitar.

Setiap gejolak ombak, setiap hembusan angin, dan setiap tetes hujan membawa pelajaran tentang kehidupan yang harus kita hargai. Geguritan tentang alam ini juga menjadi warisan budaya yang kaya dan sarat akan nilai-nilai kehidupan yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menggali lebih dalam geguritan dan makna yang terkandung di dalamnya, kita dapat lebih memahami betapa besar peran alam dalam hidup kita, serta pentingnya menjaga dan merawatnya agar kelestariannya tetap terjaga bagi generasi yang akan datang.

0 Komentar